Semua yang serba mendadak itu terkadang indah. Tak terkecuali
Jalan – jalan pagi yang tidak kami rencanakan ini.
Pada suatu pagi yang cerah…
“Ma, mama dimana?” Tanyaku melalui handphone
“lagi dirumah lahh.. tumben kamu pagi – pagi gini telepon, ada apa ta?”
“ Ma, ajak si Hana olah Raga yuukk..”
(hening sejenak.. Tak terdengar suara dari handphone mama)
“emang lita mau kemana pagi – pagi gini?”
“yahh.. jalan – jalan aja maa…yayayaya..” bujukku
Sejam kemudian pasukan mama dateng; ayah berikut si adek. Rumah
saya yang tadinya santai – santai saja dan sepi. Pas mereka dateng sudah tampak
riweh gak jelas. Riweh seperti pasar malem. Keluarga kami bukanlah berasal dari
keluarga batak, keluarga kami asli sunda. Tapi karena sudah terbiasa dari dulu
dengan gaya bicara kami yang rada keras inilah yang terkadang merepotkan kami. Sempat
suatu hari tetangga sebelah saya salah mengira kalau kami sedang ribut padahal
kami hanya berbicara biasa saja yang Nampak berenergi sepertinya sehingga memicu kesalahpahaman
tetangga.
Setelah melakukan persiapan, akhirnya kami-pun memulai
perjalanan jalan – jalan mendadak lagi untuk kesekian kalinya. Didalam perjalanan
kami juga sempat ribut. Meributkan kami ini sebenernya mau jalan pagi kemana
sih? Setelah perdebatan alot seperti rapat paripurnanya DPR. Maka, kami semua
setuju untuk jalan pagi ke kawasan sentul. Lebih tepatnya ke Taman Budaya
Sentul. Bukan karena nge- Fans sama karyanya Paman Teddybear. Itu semua karena
jarak dari Depok ke Sentul lebih dekat daripada Depok Jakarta. Minus macet ya.